Sunday, March 29, 2020

Sabr

Next birthday, next new year, next ramadhan.
We kept thinking we would have it together.
Until no more thinking and saying because expectation hurts and is tiring.
Until we get bored to carry the thoughts, they get heavier as we add more and more.
Because no we don't control things.
We just go with the flow.
It's all a test. Life is full of tests. This is another one.
We're not supposed to expect, instead: wait and pray.
Gain more sabr.

 

Thursday, October 31, 2019

Bunga Lili



Terima kasih sudah mengajakku berkenalan dengan bunga lili, sebelumnya aku gak pernah liat langsung, baru kali itu aku lihat dari dekat, cantiknya dari mahkota sampai tangkai, yang tidak kalah memanjakan indera, wanginya. Justru wanginya yang membuatku lebih jatuh cinta. 

Sekarang setiap kali mencium wangi lili, memoriku ditarik ke hari saat pertama kamu kenalkan lili. Dari mana sebenarnya wangi itu? dari serbuk sari nya kah? Ah, aku tidak tau anatomi lili secara pasti krn aku bukan dokter tanaman, aku dokter manusia dan di perjalanan meraih predikat itu kamu kenalkan aku dengan lili sebagai hadiah untuk perayaan kecil kelulusan satu tahap ujian, tapi buketnya sama sekali tidak kecil sampai-sampai untuk dibawa pun harus sambil dipeluk. 

Saking cantiknya, aku terdistraksi, dalam hati, pemberian lili itu lah yang aku rayakan, bukan kelulusannya. 
Lili aku nobatkan sebagai bungaku, dia harus hadir di selebrasi-selebrasi lainnya dalam perjalanan hidup. 

Kalau alasan-alasan kenapa aku suka lili dibuat ranking, kecantikan dan wanginya yang menawan ada di nomer sekian, juara satu adalah: karena pertama kalinya itu dari kamu.

Wednesday, February 13, 2019

Ngekos di rumah.


Rutinitas baruku akhir-akhir ini adalah pulang pergi Bogor-Jakarta, kira-kira total 120km. Berangkat sebelum matahari terbit untuk menghindari macet. Terutama hari Senin, kenapa ya senin pagi lebih macet daripada hari lainnya? sejauh ini ada 2 hipotesis: 1. orang-orang baru pulang liburan langsung ngantor atau 2. it's first day of the week jadi orang2 ada di puncaknya semangat, kepagian deh berangkat. Yang mana ya? ๐Ÿ˜„
Anyway, pulang kena macet dan kadang risking my life karena dilanda kantuk saat nyetir. Entah sudah brp kali kesempatan hidup masih rejeki ku berhubungan dengan ngantuk saat nyetir ini. Hehe๐Ÿ˜‡

Why would I do that tho? Padahal bisa aja kost di Jakarta, setelah dikalkulasi harga sewa perbulan pun gak jauh beda dengan ongkos PP. Setiap setelah subuh bisa tidur lagi, sarapan dengan layak bukannya curi-curi saat antri bayar toll, pulang jalan kaki, bisa tidur siang. 
Akan menjadi sebuah kualitas hidup yang baik gak sih?

Ada hal lain yang ku pertimbangkan. Walaupun di rumah aku seperti anak kos yang cuma numpang istirahat, tapi setidaknya di malam hari aku masih bisa bertemu ibu bapak. Makan malam bareng, cerewetin ibu bapak untuk gak makan banyak gula/karbohidrat, potongin ibu bapak buah naga (kalau ada) dan setidaknya setiap ibu bapak bangun malam, mereka bisa lihat sosok 1 orang anaknya masih ada di rumah.

Sebentar lagi sekolah ku selesai (insya Allah, akhirnyaa setelah 6 tahun). Mungkin sebentar lagi aku akan memasuki chapter kehidupan yang baru yang mengharuskan ku gak bisa lagi di rumah bersama ibu bapak.
My presence is the least I can give to my parents.
Selagi bisa, selagi masih ada waktu..

Wednesday, December 19, 2018

The little things that count


Menilai seseorang dari hal besar yang ia lakukan memang mudah, seperti pada kampanye politik. Para kandidat secara sadar berlomba-lomba memperlihatkan kebaikan-kebaikan dengan harapan dinilai baik dan mulia oleh masyarakat hanya dalam waktu singkat, instan. Yang mereka lakukan hanya di tengah-tengah periode kampanye. Akurat kah penilaian tersebut? Hehe tunggu sampai ia menjabat. 

Anyway, ini bukan tulisan ttg politik yang saya tidak tahu menahu tentangnya. Ini perihal menilai seseorang, menurutku jauh lebih akurat menilai seseorang dari hal-hal kecil yang relatif sepele yang ia lakukan sehari-hari, hal-hal spontan dan kontinu, perilaku yang dilakukan secara tidak sadar bahwa mereka sedang diperhatikan orang lain. Membutuhkan proses, namun menurutku itu cara terbaik menyimpulkan sifat seseorang. 

----

Coklat ferrero: sebuah kejutan bagiku. Bukan soal coklat-ferrero-nya. Tapi coklat ini beberapa minggu tersimpan di mobilmu, kita temukan secara tidak sengaja dan kamu bilang: eh ini aku beli dari bandung waktu itu. 
Hehe makasih ya. This is one of those that count. 

Saturday, July 7, 2018

UK

I recently woke up at 2 am and couldn't go back to sleep. Is it what jetlag feels like? Or simply I have messy sleep cycle due to my long holiday..
20 persons of family member and I were lucky, we went to UK to visit my brother who's currently studying master in Bristol, England and of course for vacation.
Here are cities we visited, some impressions I have, and interesting pictures taken with my iPhone.

Edinburgh - Majestic! They have castle above volcanic mountain where the royal used to live.
Just like other cities in UK, here they keep the old buildings and when they build the new ones, they are pretty. Another interesting fact about Edinburgh, this is where the story of Harry Potter came into the world. There's a cafe called The Elephant House known as the birth place of Harry Potter. We can tell how JK Rowling inspired by this city for the background of the story.
I won't forget the atmosphere having coffee at dawn in a coffee shop with city and castle on the hill as the view, with family. What a memory.

Inverness - Enjoyed the beauty of Loch Ness from Urquhart castle, but a little dissapointed because we didn't find Nessy except at the souvenir shops. Haha

Liverpool - Went to Anfield stadium, of course.
Had beautiful sunset at Albert Dock, colour gradient of bright blue sky is my favorite, then slowly turned orange, red, then dark.

Bristol - this is where my brother lives and studies. I wish we got more time to spend here. Nice and beautiful city.

London - soooo crowded with the tourists. Yeah me one of them. Bicester Village is cool (for the rich).










Thursday, August 24, 2017

Proving it's true



I thank Allah swt for everything happens in life, including what recently happened to my family. 
My ibu got sick and she needed to have a surgery immediately. It was not life-threatening or malignant alhamdulillah, but it was serious.

Sementara gue lagi di tengah-tengah koas stase radiologi. Lulus tepat waktu tanpa ketinggalan walau hanya 1 bulan pun has been my target selama sekolah kedokteran. Lalu tiba-tiba ibu sakit.
Keadaan berubah dari yang semula ibu dengan mandiri menjalani kesehariannya dengan sehat dan gagah perkasa, menjadi ibu yang terkulai lemah dan harus ada yang nemenin sepanjang hari. Singkat cerita, gue resign dari stase minor yg sudah berjalan 2 minggu walaupun awalnya agak susah yakinin orang tua krn mereka juga mau gue gak telat satu detik pun (lebay).

Selalu ada hikmah dibalik semuanya. Sakit ibu insya Allah udah sembuh dan seneng bisa di samping ibu pada saat lagi akut, operasi sampai recovery. Gue merasa Allah swt Baik bgt mengatur waktunya, untung gue dapet rotasi radiologi yang gak butuh banyak pertimbangkan utk mengundurkan diri.
Gue juga bersyukur dan menganggap ini adalah kesempatan untuk bisa buktiin rasa sayang ke ibu hehe kapan lagi kan bener-bener bisa nunjukin. I let go my target, gue akan telat sekitar 3 bulanan dibanding mayoritas temen2, but it's nothing.  
Pagi-pagi selesai operasi saat masih lemas2 gitu ibu bilang "ibu ridho dunia akhirat" Aahh.. seneng bgt dengarnya, tapi stay cool aja tanggepinnya "makasih bu". 

There's a saying: "The greatest gift you can give someone is your time because when you give your time you are giving a portion of your life that will never get back." This is so true, big time.
Parents deserve waaaay beyond our time, though.

Semoga kita semua selalu diberikan kesempatan untuk berbakti kpd orang tua. 
Btw, I've seen several people who didn't treat their parents right and now their life menderita huu. 

Tuesday, April 18, 2017

Empathy

source

Empati adalah kemampuan untuk bisa merasakan apa yang orang lain rasakan, memposisikan diri seakan apa yang terjadi pada mereka juga terjadi pada kita. Sejak awal masa pre-klinik teori tentang empati terhadap pasien selalu diajarkan dan selama 3,5 taun pendidikan berjalan teori tsb gak pernah lepas disisipkan bersama teori klinis, tujuannya agar kelak kami para calon dokter memperlakukan pasien sebagaimana kami ingin diperlakukan ketika berada dalam situasi yang mereka alami. 

Aku kira mempraktekan empati akan semudah membahas teorinya, mereka yang sudah lebih lama di RS dan lebih sering berinteraksi dengan pasien tentunya akan punya empati yang paling besar, ternyata gak juga. 

Jika cara seseorang bicara kpd pasien adalah indikator empati yang ia miliki, maka yang aku nilai adalah banyak dari mereka yang sudah bertahun-tahun bekerja di RS perasaannya sudah resisten dan gak lagi sensitif terhadap kesulitan pasien. Ilmu klinis mereka gak perlu lagi diragukan, tumbuh subur tinggi menjulang, tapi rasa empati yang mereka miliki seakan lupa diberi pupuk. 
Gak tega rasanya lihat pasien yang selang NGT nya lepas dan perawat menuduh dilepas dengan sengaja sampai si pasien merintih pelan, "jangan salahin saya." Dilepas atau pun terlepas pasien gak boleh merasa disalahkan, kan? 

"Practice makes perfect" atau "bisa karena biasa." gak berlaku dalam hal ini. Mereka yang rasa empatinya stabil atau bahkan bertambah seiring waktu adalah mereka yang memilih untuk terus melatih hatinya agar tetap sensitif. Rajin-rajin berkhayal bagaimana rasanya bila ada di posisi pasien, dan tentunya berdoa agar terus dikaruniai kebaikan tersebut karena empati is a gift

ps: aku gak bermaksud menjatuhkan pihak2 tertentu, tapi ini kenyataan yang aku lihat selama 2 minggu pertama dari clinical-year ku. Semoga aku dan teman-teman calon dokter semua punya empati yang oke terhadap pasien sampai akhir hayat. aamiin. 

Monday, March 27, 2017

Rumah



In this remaining time, I want to be as kind as I could and as clingy as possible to the ones I now call home because the time will come when they become another home to me.


Tuesday, March 21, 2017

New phase

flowers from friends given on the day I passed the last test in pre-clinic: sidang skripsi.

I still remember how 3.5 years ago I came to my campus and was mesmerized about the fact that everyone there is going to be one same profession; a doctor, since in high school people's future in this aspect varied. That feeling probably lasted for a month. And also, 3.5 years ago I used to gaze to seniors in white coat and thinking to be at that point, the journey ahead of me was endless. 

Time flies real fast. 3.5 years have passed. Here I am now with 130 other students from my batch leaving our campus for rotation at hospitals. The opportunity to learn excites me, but how it's not going to be easy scares me. The last time I feel something like this, challenged, I put a lot of efforts and was succeed (alhamdulillah), so hopefully this is a good sign that I'm eager to always study well for the next 4 semesters, aamiin. 
Bismillah.. koas, bring it on! :)

Tuesday, January 24, 2017

The other shape of love

Parents
I only get to see them mostly for 2 days in a week.
They don't call me everyday to check if I'm okay or to ask if I have had meal.
They don't exactly know what stuff I'm currently in the middle of at school.
We don't do video call like some of my friends do with their parents.
But we talk a lot in Whatsapp family group though, but still not that much.

It's me calling them when nothing happen to me, when I don't need anything from them, just to check where they are and what they do at the moment. That's totally fine. To me, this is how it's supposed to be.

My parents have given and continuously give me everything I need in life, I owe them so so much.
I know they love me and phone call doesn't happen to be their way of showing it.
There are thousand ways to love. People use different way to do it.



Friday, January 6, 2017

Coming Real


The Great Wall of China. Winter, 2016.

Ibaratnya, harapan dan do'a manusia memanjat tangga tak kasat mata naik ke langit dan mungkin di sana mereka mengantri untuk dikabulkan oleh Yang Maha Memperkenankan. Membentuk antrian rapi, namun acak tidak beraturan. Yang baru naik bisa saja di urutan depan dan lebih dulu terkabul dibanding yang sudah lama dan terus menerus dipanjatkan. Begitu pula dengan tingkat prioritasnya menurut manusia, yang lebih penting bukan berarti akan keluar antrian lebih dulu. Terserah pada-Nya karena pengetahuan tentang ketepatan waktu dikabulkannya harapan dan do'a sama sekali bukan milik manusia.

Tembok Cina, selalu ada dalam bucket list ku, tapi tak pernah ku sebut dalam doa karena banyak yang lebih penting untuk diminta dari sekedar pergi liburan. Desember 2016, Allah swt Memperkenankanku ke sana. Alhamdulillah. Dinginnya udara Baddaling saat itu yang membuat ujung-ujung jari mati rasa dan tingginya pijakan yang benar-benar tidak ergonomis akan sulit dilupakan.

Tembok Cina hanya satu dari banyaknya harapan dan do'a yang terwujud. Dan sepertinya, akan ada satu lagi yang tidak disangka-sangka terkabul. Aamiin.

Wednesday, September 28, 2016

Saat ini, Ibu dan Tugu Kujang.


Ada 3 hal yang mau aku bagi dalam satu kali cerita.

Saat Ini - Aku rasa, setiap orang punya masa-masa tertentu dalam hidupnya yang dianggap sebagai masa kejayaan, hari-hari yang paling cemerlang dan memuaskan. Seperti mereka yang selalu merindukan masa SMA contohnya, tidak jarang mereka berandai-andai untuk bisa kembali ke masa itu. 

Bagiku, masa-masa terbaikku ada lah saat ini. Di bangku kuliah. Alhamdulillah aku bersyukur dengan segala yang aku punya & terjadi dalam hidupku saat ini. Keluarga, pertemanan, perkuliahan & segala hal kecil yang ada di antaranya.

Aku harap, bukan sekedar kejayaan  dan kesenangan alasanku memilih saat ini untuk jadi waktu yang selalu dirindu, tapi karena rasa syukur. Semoga, rasa syukur selalu menyertai hidupku sehingga di fase mana pun aku berada, itu lah masa-masa terbaikku. Aamiin.

Ibu - Ah, ini klise sih. Siapa di dunia ini yang gak cinta sama ibunya? Kecuali mereka yang ada issue.. anyway, kemarin adalah 26 September Ibuku yang ke 52. Aku paham kita gak seharusnya merayakan hari kelahiran karena sebenarnya waktu semakin berkurang jadi apa yang harus diucapkan selamat, tapi aku tetap melakukan hal spesial. Bukan untuk merayakan, tapi untuk menunjukan rasa sayang dan peduliku terhadap beliau.

Setelah ujian di kampus, aku balik Bogor. Dan sebelum sampai rumah mampir Ta Wan untuk beli makanan buat makan malam. Dan mampir Giant beli buah-buahan untuk bikin sop buah. Senin malam kemarin, yang biasanya Ibu hanya berdua dengan Bapak karena kami semua kuliah, kami makan malam bersama. Menyantap nikmatnya masakan Ta Wan dan segarnya sop buah buatanku. Yummy! Sederhana, tapi membahagiakan.
I love you, Ibu. No matter what. 

Tugu Kujang - Hampir 9 tahun tinggal di Kota Bogor, & tiba-tiba, ada hal baru yang terbesit di kepala ketika nama kotaku ini disebut. 

Saturday, September 10, 2016

Accept, reflect.

Source
We don't get to choose people we walk past by everyday. We didn't choose which family we born into or friends God sent us. They don't choose us either. It's all been fated. 

Satu-satunya pilihan adalah menerima mereka bagaimana pun keadaannya, walaupun ada bagian dari mereka yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, seperti kesalahan yang mereka perbuat. I used to be so disappointed & frustrated over a serious mistake my friend or family made. Sampai-sampai gak bisa melihat atau pun berinteraksi dengan mereka dengan cara yang sama lagi (lebay, tp serius). Rasanya mau menyalahkan mereka sambil marah-marah. Tapi dipikir-pikir, gak ada manusia yang sempurna dan gak berbuat kesalahan (klise bgt). 

After some time of real deep thinking, aku memutuskan untuk memaklumi kesalahannya, dan berusaha untuk memperbaiki apa yg menurutku salah; mengingatkan, mendoakan, terlibat agar mereka berubah meski kesalahan ada pada sisi mereka yang paling personal, dan merefleksikan diri mungkin aku sebagai teman atau keluarganya juga berkontribusi terhadap kesalahan tersebut. Bukannya memaksa mereka untuk berubah karena manusia tidak punya kapabilitas merubah hati orang lain.

Hal bijak: gak banyak menuntut dan berharap dari orang lain demi menyelamatkan diri dari kekecewaan. Dan yang paling penting, banyak-banyak memperbaiki peran diri sendiri. Karena mungkin aku juga belum jadi anak, adik, teman, atau sahabat yang baik seperti yang mereka harapkan.

I'm not saying all this to claim that I'm the rightest person. This is just a lesson I learned from a recent disappointment. 

Tuesday, August 9, 2016

Independency & the feeling of being needed.

-
Salah satu dari banyak prinsip hidup yang selalu orang tuaku tanamkan: "Kalau bisa sendiri, kerjakan sendiri. Jangan ketergatungan orang lain. Jangan menyusahkan orang lain." It's in my blood now, but it's not that I'm always capable of doing everything by myself, aku sering minta bantuan orang, tapi aku meminimalisir. Menurutku bagus untuk seseorang apa lagi perempuan berusaha untuk selalu mandiri, tapi di sisi lain.. kadang mereka yang selalu berusaha mandiri, melupakan hak orang lain di sekitarnya: hak merasa dibutuhkan.

Aku beberapa kali menangkap ekspresi teman atau keluarga yang kecewa karena niat baiknya untuk membantu gak aku terima, sebenernya bukan maksud gak menghargai, tapi simply karena gak mau merepotkan. I should've understood this at that moment and took their offers instead. 
Selain itu juga aku sendiri pernah mengalami rasanya bantuan atau hal baik ditolak, rasanya memang mengecewakan.

So, the lesson is: to be independent doesn't mean always doing everything on our own and saying no to favours others offer us because people deserve to feel satisfied from being able to help and to feel special knowing they're needed. 

Saturday, July 16, 2016

Strasbourg

Strasbourg, France - I'll be back someday.
The dream of traveler soul inside me is to visit places that uncommonly visited by most people whose holiday's pictures I can see from instagram or facebook or other social media because I feel like it's no longer a surprise as I've already seen those places even only from pictures. But it's not that I don't want to visit Paris and see Eiffel Tower if I had a chance haha it's just I'd rather visit other place. Despite all that, I want to visit Great Wall in China so bad though!

Above is a tiny glimpse of Strasbourg, a city in France and is one of the most beautiful places I've ever been to. I luckily went there last December, I know it's been a long time to still talk about it, but since I just found this beautiful picture on my laptop so I decided to write down a bit. 

This area in the picture is known as Petite France, if I'm not mistaken. I think the landmark is that wide river. It was sooo beautiful I swear, on the river there were actually pretty swans floating and people fed them, the buildings oh look at those architectures and colors. It was very clean. By the time I went there which was winter but not snowing yet, the weather was best, it was my 1st time experiencing winter. The chill, breeze, ah perfect. We walked a lot and didn't sweat probably at all. I purposely didn't apply powder to my face and it got no oil unlike in Jakarta haha my face is like kilang minyak. 

I lingered by the river for and kept saying to myself "I'll never forget this place".

Friday, July 15, 2016

Rain

source
I claim that I live in a blessed city. This small city I live in is also called Rain City as it rains almost everyday. In Islam, rain is known as a blessing. I'd never deny that, no matter how it could potentially make damages if poured in a long time. I believe, and obviously, disaster and blessing are two different things.

I'm always grateful when it rains. Even if it happened just a second after my car got washed or after my mom's laundry finally dried after a long shiny day. Because why complaining for something that those in need, somewhere out there, always pray for, rite? 

Rain spreads that nice smell of wet soil into the air, the smell that doesn't evaporate under the heat of sunlight. Rain is in the same package with the breeze I gladly let in into to my house by opening all doors & windows. Rain wipes away my exhaustion after a long day without soaking me, the atmosphere it brings is so relaxing. I love it how the temperature would drop from 31 degree C to 23 when it rains. 

One more thing why I like rain, a silly one though; the other day, it was raining when sweet words were spoken and sometimes those words still echo in my head. Crazy.

Sunday, July 10, 2016

Heaven on earth.





                                     

Sunday, June 12, 2016

60km.

Jakarta pagi ini.
Ada rumah 60km jauhnya dari rumah. 

Friday, May 13, 2016

Serendipity.


Pretty flowers on Volendam sidewalk.

Kau ku temukan tanpa ada niat ku untuk mencari. Keindahanmu, memang itu adanya, bukan buah dari harapan-harapan tinggiku. 

Kau terlalu cantik untuk ku sentuh, jadi biarkan aku di sini, dari kejauhan, mengagumi mu tanpa ada rasa kepentingan diri. 
Apa yg ku punya untuk mu, itu urusanku.
Dan kecantikan yg kau tawarkan untukku, aku tak akan memintanya, itu sepenuhnya milikmu. ๐ŸŒธ๐ŸŒบ


Tuesday, April 26, 2016

The feeling


Cologne, Germany. Dec, 2015

Oh how I hate this familiar feeling.. I know what I'm putting myself into: hazard. Potential conflicts & something broken. 

Sunday, February 21, 2016

Hack the way u read.



Hai. Saat ini pukul 01.40. Masih pseudoseger di bawah efek kafein dari kopi yang aku minum jam 09.00 pagi tadi. Yap, sangat sensitif dengan kafein. Anyway, karena menyadari betapa sensitifnya tubuhku dgn kafein (dan pernah beberapa kali jadi zombie krn semaleman gak tidur gara2 secangkir kopi 3 in 1), aku sebenernya sangat menghindari minum kopi karena gak mau siklus tidur kacau, kecuali dalam keadaan tertentu yang menuntut aku utk terus melek (ngantukan bgt orangnya, btw), dan workshop hari ini adalah salah satu keadaan yang memaksa aku minum kopi.

Hari ini aku mandi pagi banget untuk ukuran hari Sabtu hehe. Acaranya di Hotel Grand Mercure, Jakarta Pusat yang jaraknya hanya sekita 5km dari kostanku di Grogol. Jam 09.00 s/d 19.30 (lama juga ya). Aku tiba di lokasi 1 jam sebelum acara dimulai, awal bgt ya? Ya dong, aku semangat dan penasaran tentang workshop ini, selain itu workshop ini adalah amanah dari ayahku yang semangat daftarin. Dan pastinya karena biaya registrasi mahal, hampir 2x uang jajanku selama sebulan (emg gak banyak juga sih uang bulanannya haha), sayang banget kalo telat atau ketiduran.

Judul workshop ini adalah Bacakilat 3.0 dengan tagline “Hacks the way you read”. Workshop ini mengajarkan kita metode membaca yg berbeda, goal-nya menyelesaikan buku dengan waktu singkat, menyerap informasi inti buku dan mencapai tujuan dari membaca buku tsb.  Dari testimoni alumni2, dengan menerapkan metode yg diajarkan mereka berhasil menyelesaikan 10 buku dalam 1 minggu atau emm lupa sih pokoknya banyak dan cepet bgt, 2 jam/ buku juga bisa, tentunya dengan menyerap isi buku dengan baik. Awalnya gak percaya. Bahkan setengah workshop berjalan pun masih belum percaya.

Pada intinya gini..
Dalam memproses informasi, ada yg namanya Subliminal Processing yaitu informasi yg diproses oleh alam bawah sadar, terjadi terus menerus sejak lahir. Contohnya billboard iklan besar yg sering kita lewati di jalan, kita jarang dengan sengaja memperhatikan iklan tsb, tapi kita tau produk apa yg diiklankan dan sewaktu-waktu saat butuh akan ada keinginan utk beli produk tsb. Itu karena di alam bawah sadar kita ada informasi ttg produk itu, didapat dari billboard iklan yg  bahkan tidak dgn sengaja kita pelajari.

Metode Bacakilat mengajarkan kita melakukan Priming Subliminal, yaitu secara sengaja membiarkan alam bawah sadar kita untuk belajar. Priming Subliminal dilakukan dalam kondisi penuh konsentrasi dan relax, istilahnya: Kondisi Genius. Kalau alam bawah sadar sudah belajar, akan mudah alam sadar memproses informasi yg sama atau terbentuklah Sense of Familiarity.
Hubungannya dengan membaca 1 buku dalam 2 jam? Hehe find out after you attend the workshop, ok? :p

Di akhir workshop ada sesi praktek, bener sih bisa sangat cepat menyerap informasi dari buku. Walaupun tadi aku pribadi gak secepat orang lain karena kendala buku yg dibawa. Huft. Tadi bawa 2 buku yg isinya cerita which is agak gak sesuai untuk menerapkan metode ini. Rencananya aku bawa buku Breaking the Habits, tapi Gramedia Online & JNE menggagalkannya, tebak aja kenapa huh.

Oke banget deh workshop ini! Insya Allah bermanfaat utk diterapkan membaca buku-buku kedokteran. Yeay!

 
The guru

Blink & Hidup Sederhana 



Info about BacakilatWorkshop

Sunday, February 14, 2016

Perubahan.



Strasbourg, France. Dec, 2015.

- Perubahan - 
Kita tdk akan selamanya berada pada satu kondisi yang tetap, semua mengalami perubahan seiring hidup yg terus berjalan. Kejadian beberapa minggu lalu adalah salah satu contoh kecilnya. 

Bicara perubahan, dulu aku kira ada pengecualian utk itu: perasaan. Entah naive atau gak pandai, aku pikir yang terjadi sejak bbrp tahun lalu itu akan seterusnya sama. Bahkan dengan impulsifnya dulu aku beranggapan dan khawatir jika hal itu hilang I'd be so miserable.

Seiring waktu, keadaan berubah. Hal "itu" berputar 180derajat. Pada awalnya jujur, I was exactly how I described in my previous post. Tapi gak lama kemudian awan2 kelam di pikiran berangsur pergi, dan ternyata dgn keadaan yg seperti saat ini, aku gak se-miserable yg aku kira dulu. I'm beyond fine. Bahkan sebenarnya gak ada yg berubah dalam keseharianku. My life doesn't get less fun :) 

Here's the lesson I learned about alteration in life: 
Kehidupan berjalan. Keadaan berubah, baik sesuai harapan kita atau pun tidak. Tapi jangan pernah takut utk menghadapi yang tidak sesuai dgn harapan, karena bukan hanya keadaan yg berubah, kita pun sbg individu akan dgn otomatis ter-upgrade utk bisa compatible menghadapi keadaan yg ada. 
We can adjust. We are flexible. Jadi jangan terlalu khawatir dengan masa depan.
Live more, expect less. 

By the way, "I've moved on.".

Saturday, March 8, 2014

Satu spasi. Dua spasi. Banyak spasi.
Spasi menggandakan diri seiring waktu.
Akan ada berapa spasi hingga waktu yang dinanti?

Mungkin akan cukup banyak..
Untuk mengenalkanmu pada luasnya dunia.
Dan menyadarkanmu siapa yang pantas mengisinya.

Monday, November 26, 2012

On the way

on the boat

Untitled

Perjalanan transisi menuju perubahan
perpisahan
& yang lebih baik.

---
Sebenernya, itu perjalanan menuju Lampung. Haha



Saturday, July 21, 2012

Lamps

Untitled

I want my very own scanner

Beautiful sunrise

Untitled

Silhouette

Untitled

Untitled

Untitled

Untitled

Reaching everything good and beautiful is never easy, including watching sunrise from the top of Bromo Mount. It took approximately 12 hours from my house (by plane) to get there, very tiring. it was worth it, though.

Wednesday, January 4, 2012

Duh

ideas

this is technically can not be called holiday cause I haven't gone anywhere except sea world so far. and school starts in 5 days. such a waste

Fish

4

1

3


I went to Sea World yesterday! Actually I have a lot more pictures I took in sea world. but they're kind of disappointing. so I decided not to share them :(
I still have no idea why the exposure is this dull and not as good as I expected even though I have set everything as how someone on flickr suggested me. I even used the sunny 16 rule for outdoor shoot but the outcome still the same. I begin to suspect this is because of the film development process. well, I guess I'm gonna develop the next ones in different place.

Sunday, October 16, 2011

Saturday, October 15, 2011

Deals


www.sarahshadiqa.blogspot.com

www.sarahshadiqa.blogspot.com