Wednesday, February 13, 2019

Ngekos di rumah.


Rutinitas baruku akhir-akhir ini adalah pulang pergi Bogor-Jakarta, kira-kira total 120km. Berangkat sebelum matahari terbit untuk menghindari macet. Terutama hari Senin, kenapa ya senin pagi lebih macet daripada hari lainnya? sejauh ini ada 2 hipotesis: 1. orang-orang baru pulang liburan langsung ngantor atau 2. it's first day of the week jadi orang2 ada di puncaknya semangat, kepagian deh berangkat. Yang mana ya? ๐Ÿ˜„
Anyway, pulang kena macet dan kadang risking my life karena dilanda kantuk saat nyetir. Entah sudah brp kali kesempatan hidup masih rejeki ku berhubungan dengan ngantuk saat nyetir ini. Hehe๐Ÿ˜‡

Why would I do that tho? Padahal bisa aja kost di Jakarta, setelah dikalkulasi harga sewa perbulan pun gak jauh beda dengan ongkos PP. Setiap setelah subuh bisa tidur lagi, sarapan dengan layak bukannya curi-curi saat antri bayar toll, pulang jalan kaki, bisa tidur siang. 
Akan menjadi sebuah kualitas hidup yang baik gak sih?

Ada hal lain yang ku pertimbangkan. Walaupun di rumah aku seperti anak kos yang cuma numpang istirahat, tapi setidaknya di malam hari aku masih bisa bertemu ibu bapak. Makan malam bareng, cerewetin ibu bapak untuk gak makan banyak gula/karbohidrat, potongin ibu bapak buah naga (kalau ada) dan setidaknya setiap ibu bapak bangun malam, mereka bisa lihat sosok 1 orang anaknya masih ada di rumah.

Sebentar lagi sekolah ku selesai (insya Allah, akhirnyaa setelah 6 tahun). Mungkin sebentar lagi aku akan memasuki chapter kehidupan yang baru yang mengharuskan ku gak bisa lagi di rumah bersama ibu bapak.
My presence is the least I can give to my parents.
Selagi bisa, selagi masih ada waktu..

No comments: