Thursday, October 31, 2019

Bunga Lili



Terima kasih sudah mengajakku berkenalan dengan bunga lili, sebelumnya aku gak pernah liat langsung, baru kali itu aku lihat dari dekat, cantiknya dari mahkota sampai tangkai, yang tidak kalah memanjakan indera, wanginya. Justru wanginya yang membuatku lebih jatuh cinta. 

Sekarang setiap kali mencium wangi lili, memoriku ditarik ke hari saat pertama kamu kenalkan lili. Dari mana sebenarnya wangi itu? dari serbuk sari nya kah? Ah, aku tidak tau anatomi lili secara pasti krn aku bukan dokter tanaman, aku dokter manusia dan di perjalanan meraih predikat itu kamu kenalkan aku dengan lili sebagai hadiah untuk perayaan kecil kelulusan satu tahap ujian, tapi buketnya sama sekali tidak kecil sampai-sampai untuk dibawa pun harus sambil dipeluk. 

Saking cantiknya, aku terdistraksi, dalam hati, pemberian lili itu lah yang aku rayakan, bukan kelulusannya. 
Lili aku nobatkan sebagai bungaku, dia harus hadir di selebrasi-selebrasi lainnya dalam perjalanan hidup. 

Kalau alasan-alasan kenapa aku suka lili dibuat ranking, kecantikan dan wanginya yang menawan ada di nomer sekian, juara satu adalah: karena pertama kalinya itu dari kamu.

Saturday, February 16, 2019

-

Kalau rindu ada satuannya, aku tidak butuh karena rinduku tak terhingga jumlahnya.

Tak mau rindu ini ku bendung, sudah penuh. Biarkan mengalir.

Kalau rindu ada obatnya, lebih baik tidak usah, bisa-bisa aku kena drug-induced hepatitis karena pengobatannya pasti jangka panjang.

Biarkan saja sampai harinya tiba untuk bertemu.

Seumur hidup pun sudah menunggu kamu, tambah sedikit lagi penantian bukan masalah, rasanya aku sanggup.

- Batam, 15 Feb 2019

Wednesday, February 13, 2019

Ngekos di rumah.


Rutinitas baruku akhir-akhir ini adalah pulang pergi Bogor-Jakarta, kira-kira total 120km. Berangkat sebelum matahari terbit untuk menghindari macet. Terutama hari Senin, kenapa ya senin pagi lebih macet daripada hari lainnya? sejauh ini ada 2 hipotesis: 1. orang-orang baru pulang liburan langsung ngantor atau 2. it's first day of the week jadi orang2 ada di puncaknya semangat, kepagian deh berangkat. Yang mana ya? ๐Ÿ˜„
Anyway, pulang kena macet dan kadang risking my life karena dilanda kantuk saat nyetir. Entah sudah brp kali kesempatan hidup masih rejeki ku berhubungan dengan ngantuk saat nyetir ini. Hehe๐Ÿ˜‡

Why would I do that tho? Padahal bisa aja kost di Jakarta, setelah dikalkulasi harga sewa perbulan pun gak jauh beda dengan ongkos PP. Setiap setelah subuh bisa tidur lagi, sarapan dengan layak bukannya curi-curi saat antri bayar toll, pulang jalan kaki, bisa tidur siang. 
Akan menjadi sebuah kualitas hidup yang baik gak sih?

Ada hal lain yang ku pertimbangkan. Walaupun di rumah aku seperti anak kos yang cuma numpang istirahat, tapi setidaknya di malam hari aku masih bisa bertemu ibu bapak. Makan malam bareng, cerewetin ibu bapak untuk gak makan banyak gula/karbohidrat, potongin ibu bapak buah naga (kalau ada) dan setidaknya setiap ibu bapak bangun malam, mereka bisa lihat sosok 1 orang anaknya masih ada di rumah.

Sebentar lagi sekolah ku selesai (insya Allah, akhirnyaa setelah 6 tahun). Mungkin sebentar lagi aku akan memasuki chapter kehidupan yang baru yang mengharuskan ku gak bisa lagi di rumah bersama ibu bapak.
My presence is the least I can give to my parents.
Selagi bisa, selagi masih ada waktu..

Wednesday, December 19, 2018

The little things that count


Menilai seseorang dari hal besar yang ia lakukan memang mudah, seperti pada kampanye politik. Para kandidat secara sadar berlomba-lomba memperlihatkan kebaikan-kebaikan dengan harapan dinilai baik dan mulia oleh masyarakat hanya dalam waktu singkat, instan. Yang mereka lakukan hanya di tengah-tengah periode kampanye. Akurat kah penilaian tersebut? Hehe tunggu sampai ia menjabat. 

Anyway, ini bukan tulisan ttg politik yang saya tidak tahu menahu tentangnya. Ini perihal menilai seseorang, menurutku jauh lebih akurat menilai seseorang dari hal-hal kecil yang relatif sepele yang ia lakukan sehari-hari, hal-hal spontan dan kontinu, perilaku yang dilakukan secara tidak sadar bahwa mereka sedang diperhatikan orang lain. Membutuhkan proses, namun menurutku itu cara terbaik menyimpulkan sifat seseorang. 

----

Coklat ferrero: sebuah kejutan bagiku. Bukan soal coklat-ferrero-nya. Tapi coklat ini beberapa minggu tersimpan di mobilmu, kita temukan secara tidak sengaja dan kamu bilang: eh ini aku beli dari bandung waktu itu. 
Hehe makasih ya. This is one of those that count. 

Saturday, July 7, 2018

UK

I recently woke up at 2 am and couldn't go back to sleep. Is it what jetlag feels like? Or simply I have messy sleep cycle due to my long holiday..
20 persons of family member and I were lucky, we went to UK to visit my brother who's currently studying master in Bristol, England and of course for vacation.
Here are cities we visited, some impressions I have, and interesting pictures taken with my iPhone.

Edinburgh - Majestic! They have castle above volcanic mountain where the royal used to live.
Just like other cities in UK, here they keep the old buildings and when they build the new ones, they are pretty. Another interesting fact about Edinburgh, this is where the story of Harry Potter came into the world. There's a cafe called The Elephant House known as the birth place of Harry Potter. We can tell how JK Rowling inspired by this city for the background of the story.
I won't forget the atmosphere having coffee at dawn in a coffee shop with city and castle on the hill as the view, with family. What a memory.

Inverness - Enjoyed the beauty of Loch Ness from Urquhart castle, but a little dissapointed because we didn't find Nessy except at the souvenir shops. Haha

Liverpool - Went to Anfield stadium, of course.
Had beautiful sunset at Albert Dock, colour gradient of bright blue sky is my favorite, then slowly turned orange, red, then dark.

Bristol - this is where my brother lives and studies. I wish we got more time to spend here. Nice and beautiful city.

London - soooo crowded with the tourists. Yeah me one of them. Bicester Village is cool (for the rich).










Thursday, August 24, 2017

Proving it's true



I thank Allah swt for everything happens in life, including what recently happened to my family. 
My ibu got sick and she needed to have a surgery immediately. It was not life-threatening or malignant alhamdulillah, but it was serious.

Sementara gue lagi di tengah-tengah koas stase radiologi. Lulus tepat waktu tanpa ketinggalan walau hanya 1 bulan pun has been my target selama sekolah kedokteran. Lalu tiba-tiba ibu sakit.
Keadaan berubah dari yang semula ibu dengan mandiri menjalani kesehariannya dengan sehat dan gagah perkasa, menjadi ibu yang terkulai lemah dan harus ada yang nemenin sepanjang hari. Singkat cerita, gue resign dari stase minor yg sudah berjalan 2 minggu walaupun awalnya agak susah yakinin orang tua krn mereka juga mau gue gak telat satu detik pun (lebay).

Selalu ada hikmah dibalik semuanya. Sakit ibu insya Allah udah sembuh dan seneng bisa di samping ibu pada saat lagi akut, operasi sampai recovery. Gue merasa Allah swt Baik bgt mengatur waktunya, untung gue dapet rotasi radiologi yang gak butuh banyak pertimbangkan utk mengundurkan diri.
Gue juga bersyukur dan menganggap ini adalah kesempatan untuk bisa buktiin rasa sayang ke ibu hehe kapan lagi kan bener-bener bisa nunjukin. I let go my target, gue akan telat sekitar 3 bulanan dibanding mayoritas temen2, but it's nothing.  
Pagi-pagi selesai operasi saat masih lemas2 gitu ibu bilang "ibu ridho dunia akhirat" Aahh.. seneng bgt dengarnya, tapi stay cool aja tanggepinnya "makasih bu". 

There's a saying: "The greatest gift you can give someone is your time because when you give your time you are giving a portion of your life that will never get back." This is so true, big time.
Parents deserve waaaay beyond our time, though.

Semoga kita semua selalu diberikan kesempatan untuk berbakti kpd orang tua. 
Btw, I've seen several people who didn't treat their parents right and now their life menderita huu.